BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Naskah kuno atau yang lebih sering disebut dengan manuskrip merupakan salah satu sumber sejarah yang sangat berharga. Sejak zaman dahulu, Nusantara telah menghasilkan begitu banyak manuskrip. Tetapi ironisnya, sebagian besar manuskrip yang telah dihasilkan itu berada di negara lain, khususnya Belanda dan juga Inggris.
Kebanyakan manuskrip itu ‘dicuri’ oleh Belanda juga Inggris pada masa pendudukan mereka di Nusantara ratusan tahun silam. Maka tak heran jika saat ini, Belanda dan Inggris menjadi negara teratas dalam daftar negara yang memiliki koleksi manuskrip Nusantara terbanyak.
Tercatat 26.000 manuskrip Nusantara berada di Universitas Leiden, Belanda. Jumlah tersebut hampir mencapai dua kali lipat jumlah manuskrip Nusantara yang disimpan di Perpustakaan Nasional RI. Selain karena manuskrip tersebut ‘dicuri’ oleh negara lain, proses preservasi manuskrip di Indonesia hingga saat ini juga belum sepenuhnya selesai. Masih banyak manuskrip-manuskrip yang berada di tangan masyarakat dan tidak terjaga kondisinya.
Pada kesempatan kali ini, penulis bermaksud untuk memaparkan materi mengenai tempat-tempat yang menyimpan koleksi manuskrip Nusantara, baik di dunia, Indonesia, juga Jawa Barat.
Rumusan Masalah
Di mana saja tempat-tempat yang memiliki koleksi manuskrip Nusantara di dunia?
Di mana saja tempat-tempat yang memiliki koleksi manuskrip Nusantara di Indonesia?
Di mana saja tempat-tempat yang memiliki koleksi manuskrip Nusantara di Jawa Barat?
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memberikan pengetahuan baru tentang tempat-tempat penyimpanan manuskrip Nusantara, baik itu di dunia, Indonesia, dan khususnya Jawa Barat.
Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Filologi.
BAB II
PEMBAHASAN
Tempat Penyimpanan Naskah Nusantara di Dunia
Universitas Leiden (Belanda)
Negara Belanda menyimpan banyak naskah kuno Nusantara, yang mayoritasnya berada di Universitas Leiden. Menurut data Perpustakaan Nasional RI, jumlah naskah Nusantara yang berada di Universitas Leiden mencapai 26.000 naskah. Jumlah tersebut belum termasuk dengan naskah-naskah Nusantara yang berada di museum lain di Belanda. Hal tersebut tidak mengherankan, karena pada dasarnya Belanda menjajah Nusantara selama ratusan tahun. Oleh karenanya, Belanda menjadi tempat yang paling banyak menyimpan naskah kuno Nusantara.
Pengkatalogan naskah kuno sudah dilakukan pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Naskah Nusantara yang diduga merupakan naskah tertua yang berada di Universitas Leiden merupakan La Galigo. La Galigo merupakan sebuah epik mitos penciptaan dari peradaban Bugis di Sulawesi Selatan. Bentuknya berupa puisi bahasa Bugis kuno, ditulis dalam aksara Lontara kuno Bugis. Menurut sumber lain, naskah La Galigo tertua bukanlah yang berada di Universitas Leiden, merupakan yang berada di Deventer. Selain di Leiden dan Deventer, naskah La Galigo juga tersimpan di Middelburg.
Naskah kuno lainnya yang berada di Universitas Leiden ialah Babad Diponegoro yang menceritakan perang Pangeran Diponegoro melawan Belanda sekitar 1825-1830. Naskah tersebut ditulis sendiri oleh Pangeran Diponegoro saat beliau diasingkan oleh Belanda ke Sulawesi Utara pada tahun 1831.
British Library (Inggris)
Filolog Perpustakaan Nasional RI, Aditia Gunawan, menyebutkan bahwa jumlah naskah kuno Nusantara yang berada di Inggris mencapai 1.500 naskah, tersebar di British Library, Bodleian Library, dan lain-lain.
Pada masa pemerintahannya sebagai Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, Thomas Stamford Raffles banyak membawa naskah-naskah kuno Nusantara, khususnya dari Keraton Kesultanan Yogyakarta, menuju ke Inggris. Di Inggris, naskah-naskah tersebut mayoritas berada di British Library.
Sekitar 600 naskah kuno Nusantara berada di British Library, 300 di antaranya adalah naskah yang ditulis dalam bahasa Jawa. Hingga saat ini, 15 naskah kuno dalam bahasa Jawa telah didigitalisasi dan dapat diakses secara online.
Perpustakaan Negeri Berlin (Jerman)
Terdapat sekitar 700 naskah kuno Nusantara di antara 80.000 naskah kuno oriental yang berada di perpustakaan ini. Kebanyakan naskah kuno tersebut dikumpulkan pada abad ke-18 dari Indonesia, di antaranya adalah naskah Al-Qur’an tertua dan juga naskah majmuah. Naskah majmuah atau kumpulan banyak teks berbahasa Jawa yang ditulis menggunakan bahasa Arab atau pegon. Dari sekitar 700 naskah kuno yang terdapat di perpustakaan tersebut, hanya sekitar 130 naskah yang sudah didigitalisasi.
Perpustakaan Negeri Berlin juga menyimpan bagian dari Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, naskah berbahasa Jawa yang ditulis menggunakan bahasa Bali pada daun lontar. Perpustakaan ini juga menyimpan 69 naskah berbahasa Batak.
Naskah tertua Nusantara yang terdapat di perpustakaan ini ialah naskah yang berasal dari abad ke-15 yang ditulis di atas kulit pohon gebang, merupakan naskah tertua kedua setelah naskah yang berada di Perpustakaan Nasional RI.
Naskah Nusantara yang berada di Jerman ini umumnya berasal dari jual-beli serta tukar-menukar (barter), tidak seperti Inggris dan Belanda yang mengambil naskah kuno dari Indonesia secara langsung ketika masa jajahannya. Namun semenjak pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, serta Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007, proses jual-beli naskah kuno dilarang.
Selain tiga negara di atas, negara-negara lain yang memiliki koleksi naskah kuno Nusantara di antaranya ialah Perancis, Rusia, Denmark, Swedia, Italia, Belgia, Austria, Republik Cheska, Slovakia, Hongaria, India, Irlandia, Mesir, Norwegia, Polandia, Spanyol, Srilanka, Swiss, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Singapura, Australia, Malaysia, Thailand, dan juga Brunei Darussalam.
Tempat Penyimpanan Naskah Nusantara di Indonesia
Perpustakaan Nasional RI (Jakarta)
Naskah tertua yang disimpan di Perpustakaan Nasional ialah sebuah naskah yang ditulis pada abad ke-14 Masehi, berisi kakawin Arjunawiwaha dalam bahasa Jawa kuno. Selain naskah tersebut, Perpustakaan Nasional juga memiliki dokumen sejarah Indonesia Negarakertagama serta Babad Diponegoro, yang mana kedua naskah tersebut sudah termasuk dalam Memory of the World by UNESCO.
Di lobi depan Perpustakaan Nasional, ditampilkan 15 replika naskah dengan menggunakan aksara sekaligus media penulisan yang sama dengan aslinya. Secara keseluruhan, terdapat 11.147 naskah kuno di Perpustakaan Nasional ini. Dari 11.147 naskah yang ada, sekitar 3.000-4.000 naskah di antaranya sudah didigitalisasi.
Museum Radya Pustaka (Surakarta)
Museum Radya Pustaka merupakan museum tertua yang ada di Indonesia. Berdasarkan data Balai Peninggalan Cagar Budaya Jawa Tengah pada tahun 2007, terdapat 3.619 buku yang tersimpan di Perpustakaan Radya Pustaka. Dari sejumlah buku yang dimiliki, 400 di antaranya merupakan manuskrip yang ditulis tangan, salah satunya yakni Qur’an Jawa.
Naskah tertua ditulis pada tahun 1729 pada zaman pemerintahan Pakubuwono I, sedangkan naskah paling muda ditulis pada tahun 1950-an. Program digitalisasi naskah sudah dilakukan sejak tahun 2016, dikhususkan bagi naskah-naskah yang rusak, hal tersebut dilakukan untuk menyelamatkan naskah kuno agar tetap awet. Jumlah naskah kuno yang sudah didigitalisasi mencapai ratusan lebih.
Museum Sonobudoyo (Yogyakarta)
Museum Sonobudoyo memiliki koleksi naskah berjumlah ribuan. Naskah yang berada di museum ini rata-rata berusia satu hingga dua abad. Koleksi tersebut terbagi atas koleksi naskah cetak dan naskah tulis atau yang biasa disebut dengan manuskrip.
Proyek pengalihmediaan naskah pernah dilakukan oleh Ford Foundation menggunakan microfilm. Tetapi proses tersebut kurang optimal dikarenakan biaya yang dibutuhkan cukup mahal. Universitas Leipzieg kemudian memberikan tawaran kepada Museum Sonobudoyo untuk melakukan digitalisasi naskah. Hampir 1.400 naskah yang sudah berhasil didigitalisasi hingga saat ini.
Perpustakaan Lontar Gedong Kirtya (Bali)
Gedong Kirtya adalah perpustakaan lontar yang hanya ada satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia. Jumlah koleksi Museum Gedong Kirtya mencapai 1.750 lontar, selain itu juga terdapat 8.490 judul buku tentang agama, sastra Bali, Jawa kuno, linguistik dan lain-lain.
Selain perpustakaan dan museum yang telah disebutkan di atas, naskah-naskah kuno Nusantara juga berada di beberapa tempat lain seperti Palembang, Padang, Pekanbaru, Banda Aceh, Kepulauan Riau, Demak, Banten, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Mataram, Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, Makasar, Wajo, Palu, Bima, Sumbawa, Buton, Maluku, Ternate, serta beberapa tempat lainnya.
Di samping disimpan oleh museum, perpustakaan, keraton, pesantren, dan masjid, sebagian naskah-naskah kuno tersebut masih berada di tangan masyarakat dan belum tersentuh oleh pemerintah.
Tempat Penyimpanan Naskah Nusantara di Jawa Barat
Museum Sribaduga (Bandung)
Pada bulan Maret 2017 lalu, Museum Sribaduga menambah sekitar 4 buah naskah baru yang didapatkan dari seorang warga yang tinggal di Kota Cirebon. Naskah-naskah tersebut merupakan naskah berbahasa Arab yang diperkirakan ditulis sekitar abad ke-19 Masehi. Dengan bertambahnya 4 buah naskah tersebut, jumlah koleksi naskah kuno yang berada di Museum Sribaduga sampai saat ini diperkirakan mencapai 170 naskah.
Naskah-naskah tersebut bertuliskan bahasa Arab, namun sebagian lainnya menggunakan bahasa Jawa Cirebon. Keempat naskah tersebut ditulis di atas kertas daluang. Naskah pertama berisi tentang mubarok, di dalamnya memuat ilmu taqlid dan ma’rifat Iman dan Islam. Naskah kedua berisi tentang nahwu shorof, kemudian bagian akhirnya berisi tentang akhlak dan ilmu mantiq. Naskah ketiga berisi tanya jawab tentang ketauhidan, sedangkan naskah keempat berisi tentang mujarobat.
Kemudian pada tahun tersebut, pengelola Museum Sribaduga juga gencar melakukan pengumpulan naskah di beberapa daerah Jawa Barat, seperti Indramayu, Ciamis, Cirebon, dan daerah lainnya. Hal tersebut dilakukan karena masih banyak naskah-naskah kuno yang berada di tangan masyarakat. Kemudian karena kondisi fisik naskah yang mengkhawatirkan, pihak museum juga mulai melakukan proses digitalisasi untuk naskah-naskah tersebut. Hal tersebut dilakukan demi melindungi isi informasi serta wujud naskah yang berusia ratusan tahun tersebut.
Museum Prabu Geusan Ulun (Sumedang)
Selain peninggalan benda pusaka, di Museum Prabu Geusan Ulun juga terdapat puluhan judul koleksi naskah kuno yang merupakan dokumentasi catatan sejarah dari leluhur dalam bentuk tulisan. Pada umumnya kondisi fisik naskah sudah banyak yang rusak karena dimakan usia dan penyimpanan yang tidak benar.
Naskah Waruga Jagat merupakan salah satu naskah kuno yang menjadi koleksi Museum Prabu Geusan Ulun. Naskah kuno tersebut dibuat oleh Mas Ngabehi Paranah, yakni seorang warga Sumedang. Umur naskah tersebut diperkirakan sudah mencapai 300 tahun.
Demi melestarikan informasi dan pengetahuan yang terkandung dalam naskah kuno tersebut, pihak museum beserta Dinas Kebudayaan Kabupaten Sumedang mulai mengambil langkah digitalisasi naskah sebagai upaya preservasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Nusantara pada kenyataannya memiliki manuskrip dengan jumlah yang cukup banyak, namun tidak semua manuskrip itu berada di tangan pemerintah dan dalam keadaan yang bagus. Sebagian besar manuskrip Nusantara berada di Belanda, tepatnya di Perpustakaan Universitas Leiden. Jumlah manuskrip Nusantara yang berada di sana mencapai 26.000 naskah, hampir dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan manuskrip-manuskrip yang berada di Perpustakaan Nasional RI.
Selain Belanda, negara-negara lain yang memiliki koleksi manuskrip Nusantara yakni Inggris, Jerman, Perancis, Rusia, Denmark, Swedia, Italia, Belgia, Austria, Republik Cheska, Slovakia, Hongaria, India, Irlandia, Mesir, Norwegia, Polandia, Spanyol, Srilanka, Swiss, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Singapura, Australia, Malaysia, Thailand, dan juga Brunei Darussalam.
Sedangkan di Indonesia, tempat-tempat yang menyimpan koleksi manuskrip di antaranya adalah Perpustakaan Nasional RI, Museum Sribaduga, Museum Sonobudoyo, Keraton Yoggyakarta, Kesultanan Cirebon, dan beberapa tempat lainnya. Selain itu, koleksi manuskrip di Indonesia juga masih banyak yang berada di tangan masyarakat dan belum tersentuh oleh tangan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Adiyudha, R. (2017, October 26). Republika. Retrieved March 11, 2019, from Republika Web site: https://www.republika.co.id/berita/internasional/global/17/10/26/oyfdbs366-perpustakaan-kampus-leiden-miliki-koleksi-indonesia-terbesar
adminheritage. (2014, October 13). IndonesiaHeritage.org. Retrieved March 12, 2019, from Indonesia Heritage Web site: http://indonesiaheritage.org/naskah-kuno-geusanulun/
Asmail, M. (2017, October 03). AA Budaya. Retrieved March 11, 2019, from AA Budaya Web site: https://www.aa.com.tr/id/budaya/melacak-jejak-bangsa-lewat-manuskrip-kuno-di-perpustakaan-nasional/925810
Evikbarwati. (2014, August 04). Perpustakaan Digital Budaya Indonesia . Retrieved March 12, 2019, from Budaya Indonesia Web site: https://budaya-indonesia.org/Manuskrip-Lontar-dan-naskah-kuno-di-Museum-Gedong-Kirtya-Bali/
Fathurahman, O. (2010). Filologi dan Islam Indonesia. Jakarta: Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat, Puslitbang Lektur Keagamaan.
Fathurahman, O., & Chambert-Loir, H. (1999). Khazanah Naskah: Panduan Koleksi Naskah Indonesia se-Dunia. Jakarta: EFEO & Yayasan Obor Indonesia.
Hutari, F. (2017, April 25). Jurnal Ruang. Retrieved March 11, 2019, from Jurnal Ruang Web site: https://jurnalruang.com/read/1491813967-naskah-kuno-di-negeri-orang
Juniari, E. (2016, September 22). KBR.id. Retrieved March 11, 2019, from KBR.id Web site: https://kbr.id/nasional/09-2016/bisa_diakses_gratis__british_library_digitalkan_belasan_naskah_jawa_kuno/85267.html
Permadi, A. (2017, April 21). Sindonews. Retrieved March 03, 2019, from Sindonews Web site: https://daerah.sindonews.com/read/1198954/29/melihat-empat-naskah-kuno-di-museum-sri-baduga-1492702196
Putri, A. W. (2016, September 07). tirto.id. Retrieved March 12, 2019, from tirto.id Web site: https://tirto.id/negeri-yang-tak-peduli-karya-adiluhung-bHly
Rafiq, A. (2013, October 30). Tempo.co. Retrieved March 11, 2019, from Tempo.co Web site: https://nasional.tempo.co/read/525722/naskah-kuno-tersembunyi-di-museum-radya-pustaka
Rahayu, J. T. (2017, October 18). Antaranews.com. Retrieved March 11, 2019, from Antaranews Web site: https://www.antaranews.com/berita/659357/naskah-naskah-kuno-indonesia-di-staatsbibliothek-zu-berlin
Sonobudoyo Heritage Museum. (n.d.). Retrieved March 11, 2019, from Sonobudoyo Heritage Museum Web site: http://www.sonobudoyo.com/id/web/Eksplorasi/Digitalisasi-Naskah
Zamani, L. (2018, August 03). Kompas.com. Retrieved March 11, 2019, from Kompas Web site: https://regional.kompas.com/read/2018/08/03/22184571/naskah-kuno-koleksi-radya-pustaka-jadi-bahan-penelitian-pengunjung-dari-luar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PENYESALAN DAN KEINGINAN
Hidup itu emang tidak akan pernah setuju dengan apa yang kita lakukan tapi apa apa seorang pendosa yang ingin kembali kejalan yang benar men...
-
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Naskah kuno atau yang lebih sering disebut dengan manuskrip merupakan salah satu sumber sejarah yang sa...
-
P : Bagaimana sejarah awal berdirinya Pondok Pesantren Mahasiswa N : Rintisannya dari mulai tahun 2006, saya mengumplkan mahasiswa-mahasisw...
-
Hidup itu emang tidak akan pernah setuju dengan apa yang kita lakukan tapi apa apa seorang pendosa yang ingin kembali kejalan yang benar men...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar